Detail

Apa Itu ACT

Token

1. Apa itu act?

Pengenalan mata uang kripto ACT (Achain)

  • Pengenalan: ACT adalah token yang diterbitkan oleh Achain, pertama kali diluncurkan pada 27 Agustus 2017, dengan total pasokan 1.000.000.000 ACT.
  • Karakteristik platform: Achain adalah platform blockchain publik yang terdesentralisasi, di mana pengembang dapat dengan cepat dan aman menerbitkan token, kontrak pintar, dan sistem blockchain. Achain berkomitmen untuk membangun sistem jaringan blockchain yang menghubungkan informasi secara global, nilai yang terhubung, dan pertukaran kepercayaan.
  • Karakteristik teknis: Mekanisme konsensus terdistribusi RDPOS milik Achain mewujudkan mesin virtual kontrak pintar yang lengkap secara Turing dan memiliki hak kekayaan intelektual sendiri, dengan kinerja transaksi di chain mencapai 1000 TPS, menjadikannya platform blockchain yang sederhana, cepat, dan aman.
  • Jangkauan aplikasi: Pengguna dapat dengan cepat menerapkan aset digital, kontrak pintar, dan aplikasi terdesentralisasi tingkat perusahaan di Achain. Pemegang token dapat berpartisipasi dalam kegiatan komunitas, seperti membuat dan menerbitkan kontrak pintar, mengakses layanan jaringan, memberikan suara, serta mendapatkan keuntungan.
  • Sistem ekosistem: Koin ACT memiliki nilai dalam ekosistem Achain, di mana pengguna dapat berpartisipasi dalam kegiatan komunitas dengan memegang ACT dan mendapatkan hak serta keuntungan yang sesuai.

2. Siapa yang mendirikan act?

Menurut informasi yang diberikan, Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat telah mengesahkan sebuah undang-undang yang membangun kerangka hukum baru untuk mata uang digital, bernama "Undang-Undang Inovasi Keuangan dan Teknologi untuk Abad ke-21" (Financial Innovation and Technology for the 21st Century Act). Isi utama undang-undang ini mencakup memberikan kejelasan regulasi untuk ekosistem aset digital, menetapkan yurisdiksi Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) dan Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas (CFTC), serta membuat persyaratan federal yang jelas untuk pasar aset digital.

Namun, tidak ada penjelasan rinci mengenai siapa yang mendirikan undang-undang ini, tetapi anggota DPR dari Partai Republik, Patrick McHenry, disebutkan sebagai sosok kunci yang mendorong undang-undang mata uang kripto. Ia mendukung dan mendorong Undang-Undang Inovasi Keuangan dan Teknologi untuk Abad ke-21 dan Undang-Undang Transparansi Stablecoin Pembayaran (Clarity for Payment Stablecoins Act of 2023) serta undang-undang terkait lainnya. Oleh karena itu, dapat dikatakan Patrick McHenry adalah salah satu tokoh kunci dalam mendorong undang-undang ini.

3. Perusahaan ventura mana yang berinvestasi di act?

Menurut informasi yang diberikan, berikut perusahaan ventura yang berinvestasi dalam mata uang kripto:

  1. Sequoia Capital: Pada 17 Februari 2022, Sequoia mengumumkan pendirian subfonds sebesar 500 hingga 600 juta dolar yang fokus pada aset digital yang memiliki likuiditas, dengan Sequoia Crypto Fund sebagai jaminan investasi dan memperluas komitmen mereka di industri kripto.

Meski tidak disebutkan secara spesifik dalam informasi yang diberikan, lembaga ventura lain yang aktif di bidang mata uang kripto dan blockchain termasuk:

  • Andreessen Horowitz: Meskipun tidak dirinci dalam informasi yang diberikan, Andreessen Horowitz adalah investor terkenal dalam mata uang kripto dan blockchain.
  • Lembaga lainnya: Seperti Tiger Global dan SoftBank, juga mungkin berinvestasi di bidang mata uang kripto dan blockchain, meskipun tidak disebutkan secara spesifik dalam informasi ini.

4. Bagaimana act beroperasi?

Operasi mata uang kripto terutama didasarkan pada teknologi blockchain, yang merupakan buku besar terdistribusi yang terdesentralisasi. Berikut adalah prinsip dasar cara kerjanya:

  1. Teknologi blockchain: Mata uang kripto menggunakan teknologi blockchain untuk mencatat transaksi. Blockchain adalah buku besar terdistribusi, di mana semua informasi transaksi disimpan di setiap node sistem, tanpa server pusat, yang mencegah serangan hacker yang dapat membuat seluruh sistem lumpuh.

  2. Proses transaksi: Ketika pengguna melakukan transaksi mata uang kripto, informasi transaksi akan disiarkan ke seluruh jaringan. Penambang (atau validator) akan mengumpulkan informasi transaksi ini, membentuk sebuah blok, dan memverifikasi serta mengenkripsi transaksi ini melalui perhitungan kompleks (atau mekanisme konsensus).

  3. Enkripsi dan verifikasi: Setiap blok berisi nilai hash dari blok sebelumnya, yang membentuk rantai yang tidak dapat diubah. Penambang memverifikasi blok dengan memecahkan masalah matematika yang kompleks, proses ini memerlukan sumber daya komputasi yang signifikan, sehingga memastikan keamanan blockchain.

  4. Anonymitas dan privasi: Meskipun teknologi blockchain menyediakan catatan transaksi yang transparan, mata uang kripto juga memberikan tingkat anonimitas dan perlindungan privasi. Misalnya, pengguna dapat menggunakan pencampur (atau mixer) untuk mengaburkan sumber dana, meningkatkan privasi transaksi.

  5. Tokenisasi: Mata uang kripto tidak terbatas pada bentuk uang saja, tetapi juga dapat mewakili kepemilikan aset lain, seperti sekuritas, saham, dll. Token ini dapat diperdagangkan di blockchain, menyediakan digitalisasi dan pemrograman aset.

Secara keseluruhan, mata uang kripto mewujudkan proses transaksi yang terdesentralisasi, aman, dan transparan melalui teknologi blockchain, sambil juga menyediakan tingkat anonimitas dan perlindungan privasi tertentu.

Bagikan ke